MUTIARA KEHIDUPAN

man jadda wajada

Rabu, 28 Februari 2018

Mengejar Do'a (3)


“Ayo Kakak, waktunya istirahat. Kakak pipis dulu, sama gosok gigi udah Ibu siapkan.[L1]  Jangan lupa wudhu ya.”
“Siap Buk. Aku juga udah tau, kalau mau tidur itu wudhu dulu, biar tidurnya tenang nggak digangguin syetan.”

Cuplikan pembicaraan yang setiap malam berulang. Kadang merasa, kapan sih anak paham tanpa disuruh? Tanpa diingatkan? Duh Ibu, anakmu baru lima tahun usianya. Bahkan masa egosentrisnya masih suka muncul.

Percayalah, kalimat berulang itu suatu saat akan membuahkan hasil. Hanya soal waktu, yang butuh kesabaran ekstra.

Itulah kalimat-kalimat tanda sayang. Bukankah Islam mengajarkan untuk sayang anak? Bukankah Rasululloh mencontohkan bagaimana cara menyayangi anak-anak?

Sayang anak itu, maknanya sangatlah luas. Dari hal receh sampai yang besar. Sejak masa mengandungnya, ah tidak, bahkan sejak ikatan suci dua insan berbeda kelamin itu disakralkan. Lalu melahirkannya, menyusui, menyuapi, menggendong, mengajak main, membacakan buku cerita, menyekolahkannya, dan banyak hal lainnya, hingga jasad ini kembali ke asalnya. Itu semua, rangkaian dari sebuah pendidikan kepada anak.

Disini, di Shalihah MotherhoodBanyak dibahas soal pendidikan anak, dengan berbagai versi, beragam sumber. Dimana kita sebagai orang tua, bisa menggunakannya sebagai referensi. Kenapa sekedar referensi? Karena kita lebih tau apa yang dibutuhkan anak-anak kita, sebagaimana orang lain lebih memahami kondisi anak-anak mereka. Contohnya nih, soal screen time. Entah lewat gadget, tv, atau laptop. Orang tua pastinya ingin berikan yang terbaik dong, untuk anak-anaknya. Makanya, peran komunikasi antara anak dan bapak ibunya, penting banget. Dan rasa sayang diantara keluarga ini berpengaruh ke pola pendidikan. Sayangnya sang ayah dan ibu, kadang dicurahkan dengan cara berbeda. Belum lagi sayangnya nenek atau kakek, akan beda lagi. Nah pinter-pinternya kita mengatur saja, supaya semua saling sinkron. Diantara kami disini, ada yang sudah berhasil, ada yang belum. Bukan karena tanpa usaha, tapi memang masih berproses.

Disini, di Shalihah Motherhood. Aku belajar tentang tipikal anak. Aku belajar tentang bagaimana menghadapi anak tantrum. Aku belajar manajemen emosi. Aku belajar…banyak hal. Bahkan tentang jajan anak pun, aku belajar disini. Ilmu itu bisa datang kapan saja, dari siapa saja. Jadi, jangan pernah lelah belajar, dan juga berbagi.


Terakhir, sebuah postingan Bunda Farzan, yang menjadi pengingat di tengah-tengah diskusi, menjadi penyubur cinta dan sayang di kala semu.

Bila rumah tak lagi memberi keteduhan jiwa bagi penghuninya,tempat tinggal yang megah itu hanya akan menjadi tempat penghuninya menghempaskan tubuh yang letih. Mereka ada dalam satu rumah, tapi tak ada kebersamaan, apalagi saling rindu saat berpisah dan saling canda saat bersama. Ibarat penumpang pesawat. Mereka menaati peraturan penerbangan yang berlaku, makan bersama pada saat meal time (waktu makan), tetapi tak ada kebersamaan. Satu sama lain tidak saling mengenal meski duduk bersama. Nah, betapa mengerikannya kalau dalam sebuah rumah penghuninya tidak saling mengenal sehingga tidak ada pertautan jiwa yang erat antara satu dan yang lain. Mereka duduk bersama, tapi tanpa kebersamaan. Bahkan, mereka—suami dan istri—melakukan hubungan intim, tetapi tidak ada keintiman di hati keduanya

Alhasil, perkara-perkara kecil akan besar akibatnya kalau kita remehkan. Berawal dari sebutan yang tidak mengakrabkan jiwa, hubungan suami dan istri menjadi kurang hangat. Meski komunikasi tetap berlangsung dengan lancar, tetapi tetap saja terasa hambar. Ini pada gilirannya akan tetap menciptakan jarak psikologis antara keduanya, bahkan dapat berlanjut sampai kepada anak. Keadaan ini nantinya akan berpengaruh pada kualitas perhatian antar-anggota keluarga. Ibarat shalat berjamaah, kalau shaf-nya rapat, kita akan segera tahu bahwa makmum di sebelah kita sedang demam, tetapi sulit merasakannya bila shaf-nya longgar. Begitu pula jika makmum di sebelah kita gelisah shalatnya sehingga sibuk menggaruk-garuk sikunya, kita akan cepat merasakannya. Akan tetapi, ini tidak akan terjadi jika shaf-nya sangat longgar

Merapatkan “shaf” dalam jamaah keluarga adalah dengan menjalin kehangatan dan keakraban dalam keluarga. Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengawalinya adalah memanggil suami atau istri kita dengan panggilan yang akrab serta sebutan yang baik. Sebutan yang menunjukkan penghormatan akan menumbuhkan rasa cinta, sedangkan sebutan yang mesra serta akrab akan membangkitkan kerinduan dan kebersamaan

Inilah yang menumbuhkan rasa aman pada tiap-tiap penghuni rumah sehingga memungkinkan tumbuhnya suasana yang saling mendukung dalam rumah. Inilah yang menjadikan antara anggota keluarga dapat saling menasihati dalam kebaikan dan saling mengingatkan dalam kesabaran (tawashaw bil haq wa tawashaw bish shabr). Di atas itu semua yang sanggup membuat kita berlapang dada menerima masukan, bahkan dari anak kita yang masih kecil, adalah tertancapnya iman yang lurus di hati. Bila ini benar-benar tumbuh dalam keluarga kita, komunikasi akan berlangsung dengan sangat mesra dan penuh kehangatan sehingga cinta dapat selalu bersemi. Anak-anak tidak perlu gelisah di luar rumah bila ia menemukan tempat untuk curhat di rumahnya sendiri. Begitu pula suami dan istri.

Kita, dapat nggak, ya …?



Baiklah, there is no super dad, no wonder mom, no magnificent son or daughter. We are just wonderfull family. Siapkah mengarungi bahtera rumah tangga yang belum usai? Mengejar do’a-do’a yang terus mengalir? Bismillah…



Yuk, follow kami di:
IG: @shalihah_motherhood
FB: https://www.facebook.com/shalihahmotherhood/





 [L1]

Kamis, 22 Februari 2018

Mengejar Do’a (2)

Mengejar Do’a (2)

Ini adalah tentang sebuah proses.
Proses yang, akan berjalan hingga ajal menjemput.
Di dalamnya, ada banyak kata berjejal.
Bahagia, lelah, iri, sebal, marah, cinta, suka, duka, indah, bingung, baik, kreatif, lucu, cantik...

Ada kalanya kita merasa membutuhkan,
Ada kalanya kita merasa dibutuhkan...
Ada saatnya kita meminta,
Ada saatnya kita memberi...

Ada waktu yang terus berputar,
Ada wajah yang makin memudar...

Ada senyum yang terkulum,
Ada tangis dalam diam...

Beragam waktu, beragam kondisi...
Namun tak menyurutkan untuk tetap berada di posisi...

Karena, akan terus ada banyak makna.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Manusia yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Mereka adalah, orang-orang yang sudah ikhlas, sabar dan menerima atas keadaan yang menimpanya. Saat mendapat kesenangan, tak perlu ber-lebay ria. Saat musibah datang, ia tetap tenang. Mereka adalah, orang yang tetap terkendali saat cacian datang mendera. Mereka tetap kalem ketika pujian datang bertubi-tubi.

Mudahkah?
Sanggupkah?

Aku tau, semuanya butuh sebuah penerimaan. Tak hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi orang lain. Bagaimana mungkin bisa mudah menerima, bahkan untuk yang tak pernah bersua. Bahkan hanya di dunia maya (?)
Terlebih, cara menunjukkan, memberi, menyayangi, mencintai, menghormati, menasihati, dan cara berbagi… yang berbeda-beda.

Dan kembali lagi, inilah proses, bersama Shalihah Motherhood.

Ada banyak kepala dengan isinya masing-masing. Ada beragam kondisi yang tak tergambarkan lewat tulisan. Ada bermacam-macam masalah, yang kadang hanya butuh didengar, kadang butuh solusi riil. Dan, nyatanya, kita telah melewatinya, selama hampir empat tahun. Usia yang masih belia, yang masih butuh asupan-asupan. Maka, berikanlah, tuangkanlah, bagikanlah, apa yang kita punya dan kita bisa. Yang semoga, menjadi ladang kebaikan bagi semua membernya, khusunya untuk #squadSMofficial yang sudah lebih merelakan waktu istirahatnya untuk berpikir, begadang, menulis, rapat, dll..

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Hai mba Mega Dewana, lewat ia muncul banyak ide
Hai mba Ira , kakak kalem yang hobi berkebun dan merajut
Hai mba Hasna pejuang thesis yang akan segera mengakhiri masa LDMnya
Hai mba Icha, darimu aku bulatkan tekad untuk mulai jualan
Hai Dhita, sahabatku yang tetap jadi tempat berbagi banyak hal
Hai Ai, sekretaris pribadinya SM yang administratif sekalii
Hai Majedha , inspirator banyak hal kebaikan, yang mengajarkan ke’bakoh’an
Hai teh Lala, pejuang ASI yang punya jiwa seni tinggi
Hai mba Aman, yang paling gercep urusan social
Hai mba Nurin, emak HRD nya SM
Hai mba Dekda, WM yang jago masak
Hai mba Triana, master perbukuan yang cucook banget jadi tim fundrising SM
Hai Citra, calon psikolog yang ter-typo di SM
Hai mba Desta, bendaharanya SM yang rapiiiih dan teliti pembukuannya
Hai Ella, bumil yang darinya aku belajar banyak tentang kepenulisan
Hai mba Husna, inspirator buat nambah hafalan anak2
Hai Ifa, pejuang perantauan di kota Medan
Hai mba Asti, seorang pengajar yang sayaaang banget sama anak-anak
Hai mba Devi, selamat berjuang menjadi kakak sekaligus orang tua ya
Hai mba Dini, ibu 2 anak yang ternyata jago desain juga
Hai mba Ganis, bu bidan yang ringan lisan menjawab pertanyaan-pertanyaan
Hai mba Rac, ibu 3 anak yang strong
Hai mba Tya, IT nya SM yang harus lebih diberdayakan nih
Hai mba Putri, mamak nizam yang berjuang di perantuan
Hai mba Tari, salah 1 rujukan soal MPASI di SM
Hai mba Puput, yang lagi berjuang untuk beasiswa LPDP nya
Hai Tyas, temen seperjuangan dari jaman kuliah yang ditarik juga masuk ke SM
Hai mba Ume, pejuang thesis di tanah new zeeland
Hai mba Miya yang akhirnya balik lagi ke SM, semoga HPnya ngga hang lagi ya
Hai mba Henti, darimu aku belajar tentang perjuangan dan tekad yang kuat
Hai mbaDiani, bu dokter nya SM nih
Hai mba Ferisa, inspirator mainan anak yang punya jiwa seni tinggi
Hai mba Kalia, konselor ASI yang punya segudang kegiatan
Hai mba Aning, yang kata temen-temen kita mirip
Hai mba Mega Miss kebab, konsultan grapotheraphy yang inspiring juga

Hmmm, andaikan bisa menulis tentang 138 member Shalihah Motherhood, kan kutulis semua..
Barokallahu fiikunna, sahabat-sahabat baruku, semoga, apapun yang pernah terjadi di SM, baik yang menoreh senyum, maupun yang menyimpan kerut di dahi, tak menyurutkan untuk tetap berkontribusi disini. Karena kebaikan harus terus diukir, sebagai bekal di akhirat kelak…

Terima kasih, atas semuanya, atas proses yang indah ini, seindah mekarnya si bunga telang di pagi hari, setelah berjuang hidup dari bogor ke solo, dari polybag kecil ke pot... 




Apa sih Shalihah Motherhood itu? Siapa mereka?
kepoin disini aja yaa πŸ‘‡πŸΌπŸ‘‡πŸΌπŸ‘‡πŸΌπŸ‘‡πŸΌπŸ‘‡πŸΌ

IG: @shalihah_motherhood
FB: https://www.facebook.com/shalihahmotherhood/



Jumat, 16 Februari 2018

Mengejar Do'a (1)




Hari itu, seorang kakak tingkat yang sudah lama tak bersua denganku, mengirimkan sebuah pesan whatssapp. Setelah berbasa basi ria, ia pun mengungkapkan maksud hati, yang kusambut dengan binar di netra ini.

"Iya Mbak, mau."

Kurang lebih, begitulah jawabanku, ketika si mbak mengajakku bergabung di sebuah grup yang isinya baru segelintir orang. Kalau tidak salah, enam orang jumlahnya. Aku yang sudah lama sekali merindukan sebuah kebersamaan dalam suatu komunitas, menyambut baik adanya grup whatsapp ini. Entahlah, mengapa aku dipilih untuk ‘merintis’ grup tersebut. Tapi yang jelas, aku merasa ada ruang baru yang mengisi kekosongan hati. Karena kelak, ternyata ada banyak pembahasan yang ndaging dan sayang untuk dilewatkan.

Shalihah Motherhood, 14 Maret 2014.

Aku yang saat ia dibentuk, sedang hamil ketiga kalinya, namun untuk anak kedua. Aku yang meski pernah mengalami masanya, tetap kembali merasa kurang stabil. Aku ingin memperbaiki kesalahan yang terlewatkan ketika hamil si kakak. Aku ingin belajar banyak hal lagi, yang kuharap bisa terbantu dengan adanya grup ini.

Awal yang cukup canggung bagiku, berkenalan dengan mereka, teman-teman baru. Padahal, kami hanya berkenalan di dunia online, lho. Seru rasanya, bisa berbagi rasa, berbagi asa. Waktu terus berlalu. Gawai ini terus bergetar. Hingga milyaran kata terungkap sudah disana. Mbak @megadewanaputri, beliau lah yang mengajakku, sampai sejauh ini.

Yeah, inilah aku, yang menyatu di dalamnya, bersama kalian, Shalihah Motherhood. Kini, tak sekedar sebagai grup WA, tetapi menjadi sebuah komunitas yang mewadahi segala rupa tentang “motherhood”. Segala hal yang berhubungan tentang kehidupan seorang ibu, anak, dan keluarga. Juga tentang masyarakat. Ah, semua rasanya pernah dibahas disini. Komunitas ter-up to date-, tapi mengesampingkan yang namanya ghibah, alias ngerumpi tanpa manfaat. Komunitas paling heboh, karena membernya ibu-ibu dengan aktivitasnya masing-masing, dengan kondisi beragam. Banyak cerita sarat hikmah yang bisa kuambil. Tak jarang, aku berkali-kali mengucap syukur dalam hati.




Nama yang seringkali orang mengira, di dalamnya adalah para ibu shalihah yang sempurna. Nyatanya tidak. Karena ada aku juga yang seperti ini. Karena nyatanya, kita yang sedang "mengejar" doa atas nama ini.


Jumat, 15 Juni 2012

35 minggu!!

SubhaanAllah, rasanya cepat sekali, sudah 35 minggu aku mengandung! Antara ingin cepet-cepet nglairin, tapi kadang ada perasaan cemas tanpa diundang :)
Semakin sering saya searching tentang proses persalinan, tentang baby, dan info-info tentang dunia parenting.

(Ooohh, rasanya baru kemarin aku menikah...sekarang udah mau jadi ibu, bismillah ^^)

Banyak hal yang sudah kulewati bersama janinku, dan suamiku tercinta tentunya. Bener banget, bumil itu perasaannya campur aduk, kadang bisa lebih sensitif. dan itu pernah kurasakan. Rasanya kayak anak kecil deh, ngambekan..hehee.. tapi Alhamdulillah, meski suami cenderung kurang peka, tapi karna dasarnya perhatian, saat ngambek bisa langsung berubah jadi happy :D

Nah, ada lagi di saat mual melanda, pusing menyerang, dan tubuh lemas tak berdaya. Disaat itu kesabaran bumil diuji :) Kalo ga sabar, bawaannya ngeluh terus, dan itu malah menambah daftar "sakit" bumil. Jadi, mari kunikmati saja, ngrasain gini cuma pas hamil lho.. :) InsyaAllah juga menjadi pahala bagi bumil, karena Allah telah menjanjikan pahala atas kelelahan dan kepayahan seorang ibu hamil..Alhamdulillah, Allah memang Maha Adil :)

H-5 minggu dari HPL ini, masih ada persiapan yang kurang..hhe
masih belum beli ember, belum nyuci beberapa pakaian buat si dedek, dan masih males buat jalan-jalan pagi.. :D
well, selesaikan satu per satu, insyaAllah done!

Ada satu hal yang saya suka nih, yaitu pas senam hamil. Bareng sama bumil-bumil lainnya, senam bareng, dari streching, inti, sampai relaksasi. Awalnya berasa lucu, satu ruangan isinya bumil semua (kecuali instruktur senamnya), sama-sama kesusahan buat nglakuin suatu gerakan karena perut udah semakin besar, jadi senyum-senyum sendiri deh..hhe. dan kalo pas relaksasi, saya pasti ketiduran sebentar, tapi langsung seger ni badan. Senam hamil ini insyaAllah baik buat bumil, selain untuk me-rileks-kan badan, latihan untuk persiapan melahirkan, juga memperkuat mental kita sebagai bumil, karena disana kita kumpul sama bumil yang lain, jadi bisa sharing pengalaman dan keluhan yang dirasain, plus konsultasi gratis sama bu bidan :). Oya, yang bikin saya suka senyum lagi, kalo bumil yang lain dipanggil "ibu" sama bu bidan, tapi kalo manggil saya "mbak"..hadeuu, tampang innocent! ^_^

Ada satu pikiran yang masih mengganjal, yaitu : SKRIPSI saya. Wah-wah, mungkin bisa disebut galau, tapii, itu hanya sesaat, karena saya yakin insyaAllah akan selesai di waktu yang tepat, yang penting ikhtiar maksimal, selanjutnya tawakal saja deh :). Yah semoga kedepannya diberi kemudahan, dan semoga jadi barokah, dan nggak mendzolimi si dedek nantinya karena disambi skripsi sama bundanya..hhe

yappp.. saatnya menunggu kehadiran buah hati di dunia, dan menerima amanah Allah yang sungguh luar biasa ini.... Semoga kami amanah....
:)




Rabu, 28 September 2011

Mengenal Apa Itu C.I.N.T.A


               Tahukah kita apa itu CINTA? Ia adalah ruh yang mampu menjadikan seorang pengecut menjadi pemberani, seorang yang lemah menjadi kuat, seorang yang sedih menjadi gembira, bahkan seorang yang bakhil sanggup menjadi penderma. Cinta bagaikan darah dalam pembuluh kehidupan, laksana sungai yang tak pernah kering, ibarat samudera yang tak pernah surut, seperti angin yang terus berhembus, ia bagaikan embun yang begitu menyejukkan dan perumpamaan cahaya yang tak pernah padam. 

Namun, berhati-hatilah dalam mentakwilkan cinta. Ketahuilah! sebab ia pula, seorang berakal menjadi gila, pekerja keras menjadi pemalas, seorang pendiam menjadi pemberontak, dan bahkan ahli ibadah sekalipun bisa menjadi pendosa, bila cinta yang ada ditakwilkan dengan nafsu syahwat semata yang jauh dari aturan Agama. Oleh karena itulah, tanamlah cinta pada seseorang hanya karena Allah semata, semaikan pada ladang kehalalan dan siramilah ia dengan mata air dari sumber pernikahan, InsyaAllah akan mendatangkan rahmat dan ridho dari Sang penggenggam rasa cinta dalam setiap jiwa dan raga hamba-hambaNya.    

Wahai para pemuda dan pemudi yang sedang dimabuk asmara, jangan sekali-kali berkata atas nama cinta, ketika menebar kasih sayang padanya, tatkala melantunkan puisi kerinduan untuknya,  sedangkan pintu gerbang pernikahan belum kau buka dengan kuncinya. Jagalah diri kalian dari berpacaran! karena ia adalah pintu awal hancurnya sebuah kehormatan. Cintailah sesuatu karena Allah mencintainya, sayangilah orang yang Allah pun menyayanginya. Itulah hakekat cinta yang sebenarnya, karena cinta itu putih dan bersih dari noda kehinaan. 

Solo, 6 Februari 2011
-with my soulmate-

Rabu, 26 Januari 2011

Menunggu Purnama


Tak ada bayang semu, ketika jelas sudah perkara..namun masa itu belum ada titik terang, dan sang pengembara hanya bisa berjalan terus menyusuri jalanan…

Masih jelas terpatri dalam lubuk hati, ketika tetes demi tetes kegundahan, kerisauan, dan keraguan menumpuk di pelupuk mata, menunggu waktunya untuk keluar, namun debu kota telah menghalanginya…

Adalah suatu waktu, saat yang seharusnya disambut dengan keindahan senyuman. Tapi bukan menjadi pelipur lara, melainkan membuka segores rasa tidak mengerti akan kehidupan yang dijalani. Bahkan saat itu, tak ada kejernihan dalam mengayuh roda pertama, yang ada hanya kekeruhan dalam semak.

Hati segera mencari pembenaran, sebelum terlambat. Menyelami beberapa samudera untuk mengetahui kedalamannya. Menelusuri jalanan di hutan untuk mengukur kadar jauhnya. Betapa hati ingin kompromi, mengajak Sang Pemilik rembulan untuk menerangi malam – malam sunyi. 

Dan waktu pun terus berlalu, tanpa ampun.

Satu mata terbuka, mencoba membuka kunci kesadaran di dunia, setelah kurun waktu mengurungnya dalam kehampaan. Merasa utuh sempurna adalah hal yang mustahil, sehingga tak perlu menunggu sang waktu beruban dahulu. 

Mencari keseimbangan, dan akhirnya lagi – lagi waktu telah mendahului. Dengan bantuan angin, ia terbang dengan cepat, masuk ke dalam banyak lubang. Tak ayal, harus diperbaiki.

Hanya detak waktu yang terdengar…

Ini tentang waktu. Waktu yang ingin berkunjung. Menuju sebuah pelabuhan, dalam ikatan yang sangat kuat. Ini bukan permainan. Dan inilah, jawaban atas gundah yang menggunung, sapaan dari ujung malam untuk menjemput senyuman ketika ia tiba.

Sepoi berlalu dengan anggun, meninggalkan kelembutan di setiap jejaknya. Meski bersama panas, meski ditemani hujan. Terlebih ketika badai turut serta dalam dinginnya bukit. Apalah daya mereka, dibanding kekuatanNya??? Tak ada yang mampu menghalanginya…

Masa – masa menuju awal. Sebuah awalan yang meninggalkan akhir. Melupakan segala bentuk interfensi. Seolah tak peduli, membiarkan mereka basah dalam satu kubangan. Entah salah siapa. Entah karena siapa. Yang terbersit hanyalah satu cermin, sebuah batu loncatan…karena memang disana, sepoi merunduk.

Saat itu, waktu kemudian dipatri…

Kolam yang sangat luas. Tak akan habis untuk diselami, sampai akhir hayat. Disana, telah tumbuh banyak macam individu, yang mengantarkan ke banyak pintu. Tinggal memilih. Pilihan yang dibenarkan, bukan mencari pembenaran. Pembelajaran tak kan pernah usai. Paruhnya pun tak akan musnah, karena kekuatan menandinginya. Masuk kedalamnya, dan menghirup udara segar darinya.

Tak ada masa yang kembali…yang ada hanyalah masa yang akan terjadi…

Kembali tentang waktu, yang hanya dalam hitungan sepoi. Menunggu kelembutannya mengendap, dan menjadi pelipur lara.

The secret room, Wednesday 26, January 2010
01:42 am.

Senin, 24 Januari 2011

kurma, kaya kandungan gizi


Kurma segar mengandung kadar air dan vitamin yang lebih banyak tetapi rendah kandungan energi siap pakainya. Sementara kurma yang tidak segar (kering) tinggi akan kandungan energi siap pakai namun kandungan air dan beberapa vitamin lebih rendah, bahkan kandungan vitamin C-nya hilang.

Kurma kaya akan kandungan phospate, boron, pottasium dan calcium. Kadar besi dalam kurma mengatur pembentukan hoemoglobin pada sel darah merah dan mencegah anemia, terutama pada ibu hamil. Calcium dan phostpate adalah komponen penting untuk mengatur kepadatan tulang pada anak-anak. Kadar energy yang tinggi pada kurma cocok untuk olahragawan dan pekerja berat. Kurma juga mengandung mineral dan vitamin yang dibutuhkan tubuh. Manfaat dan Kegunaan : Efektif Meningkatkan Kadar Trombosit Bagi Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).

Buah kurma dalam AI-Qur'an dan Sunnah Nabi adalah makanan yang sangat baik yang diandalkan sejak zaman para Nabi dulu. Didalam Al-Qur'an kurma disebut sebanyak 24 kali antara lain dalam surat Maryam ayat 25-26 yaitu ketika maryam akan melahirkan putranya Nabiyulloh 'Isa'Alaihi Salam. Allah SWT memerintahkan beliau untuk menggoyangkan pohon kurma yang menjadi sandarannya kemudian beliau diperintahkan makan buah kurma yang jatuh didekatnya, maka sejak saat itu buah kurma merupakan makanan terbaik dan obat yang sangat mujarab bagi ibu hamil dan pasca melahirkan dari zaman kezaman.

Kandungan dalam 100 gram kurma :
> Kartohidrat 75 gr Asam Folic 5,4 mikrog
> Fiber/serat 2,4 gr Mineral kalium 52 mg
> Protein 2,35 gr Magnesium 50 mg
> Lemak 0,43 gr Tembaga/cofper 2,4 mg
> Vitamin A 90 IU Sulfur 14,7 mg
> Vitamin B1 93 mg Besi 1,2 mg
> Vitamin B2 144 mg Zink 1,2 mg
> Vitmin C 6,1 mg Fosfor 63 mg
> Asam nikonat 2,2 mg Energi 323/100 gr

Mineral kalium berperan membuat jantung dapat berdenyut teratur, mengaktifkan kontraksi otot, mengendalikan keseimbangan air dalam jaringan dan sel-sel, serta membantu mengatur tekanan darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan yang kaya kalium (minimal konsumsi kalium 400 mg per hari) dapat mengurangi risiko stroke.

Menurut penelitian, makanan yang sehat untuk jantung dan pembuluh darah adalah yang mengandung rasio kalium(K) dan natrium (Na) minimal 5 berbanding 1. Dalam 100 gram kurma terkandung sekitar 666 mg kalium dan kandungan natriumnya hanya 1 mg, sehingga rasionya 666:1.
Mineral magnesium membantu fungsi saraf dan otot, termasuk pengaturan irama jantung agar tetap normal. Dalam 100 gram kurma terdapat sekitar 34 mg magnesium. Zat gizi niasin (2,2 mg/100 gram kurma) berfungsi membantu pelepasan energi dari makanan dan menjaga fungsi kulit, saraf, dan sistem pencernaan agar tetap normal.
Niasin diduga kuat berperan mencegah dan melawan penyakit jantung. Serat pangan (2,2 gram/100 gram kurma) dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan menghambat penyerapan lemak atau kolesterol dalam usus besar, sehingga kadar kolesterol dalam darah tidak meningkat.

Serat pangan memiliki sifat-sifat khusus yang dapat menimbulkan efek fisiologi dan berpengaruh terhadap metabolisme dalam tubuh. Sifat-sifat yang dimaksud adalah kelarutannya di dalam air, kemampuan mengikat air (water holding capacity), dan viskositas (kemampuan menyerap materi organik maupun non-organik), serta derajat fermentasinya oleh mikroflora usus.

Serat pangan umumnya memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan waktu tinggal (transit time) makanan di dalam usus sehingga memperlama perasaan kenyang, dan mengurangi absorpsi nutrisi. Sifat larut air ini berhubungan juga dengan tingginya kemampuan mengikat air dan viskositas serat.

Karena memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, serat larut air (soluble dietary fiber) mampu membentuk massa yang viskos di dalam lambung. Massa yang viskos ini menyerap enzim pencernaan dan atau mengurangi kontak antara makanan dengan enzim-enzim tersebut. Massa yang viskos ini juga dideteksi oleh lambung sebagai makanan yang belum tercerna dan karenanya lambat dikeluarkan dari lambung.

Hal yang sama juga terjadi di dalam usus kecil, yakni massa serat yang besar ini lambat dikeluarkan dari usus kecil. Namun, lamanya transit time tidak meningkatkan absorpsi zat gizi oleh sel-sel usus, sebaliknya justru absorpsinya menurun. Hal itu terjadi karena massa tersebut memenuhi sebagian besar volume usus kecil, sehingga mengurangi luas permukaan kontak antara zat gizi dengan dinding usus dan menyebabkan rendahnya tingkat difusi zat makanan. Mengingat besarnya gizi kurma, sebaiknya konsumsi kurma setiap saat sepanjang tahun, bukan hanya saat Ramadan.